Skip to main content

Antara Rumput dan Pohon Kelapa

Suatu hari yang terik terjadi percakapan antara rumput dan pohon kelapa. Rumput yang sombong sangat senang berteduh di bawah pohon kelapa yang rindang. Di kala hujan, rumput juga aman oleh ancaman petir dan badai. Namun resiko yang dialami oleh pohon kelapa justru merupakan batu pijakan untuk bermanfaat bagi orang lain.
Daun, pelepah, buah, batang, tunas dan akarnya sangat bermanfaat bagi manusia walaupun ketika pohonnya telah tinggi ia diterpa terik matahari, diancam petir dan dihantam badai. Bukan seperti rumput yang selalu diinjak-injak.
Apakah artinya? Seorang pamong dituntut untuk menjadi seperti pohon kelapa. Bukan hanya karena memberi manfaat bagi orang lain, tapi juga bagaimana jiwa pamong tersebut mampu untuk menjadi yang lebih tinggi dari yang lain, baik dalam profesi maupun pribadinya. Semakin tinggi seorang pamong, maka semakin besar pula masalah dan tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, perkuat akar pamong agar tidak mudah tumbang oleh badai, perkokoh batang pamong agar tidak mudah patah oleh badai, rindangkan daun dan buah pamong agar dapat mengayomi dan memberi kesejukan bagi orang lain. Bukannya menjadi orang yang penakut, tidak mau mengubah keadaan, stagnan, dan tidak berani menempuh resiko.
Pamong yang sukses adalah pamong yang mengabdi dengan fisik yang kuat, mental yang kokoh dan hati dan pikiran yang sejuk. Modal itulah yang digunakan untuk menghadapi resiko pengabdian. Karena sesungguhnya di balik resiko yang besar terdapat manfaat yang besar pula.
Rumput dan Pohon Kelapa

Comments

Popular posts from this blog

Rekrutmen dan Seleksi Pegawai Pemerintah: Sebuah Kajian dari Praktek dan Tren Modern Internasional

Pemerintah di seluruh dunia menghadapi tantangan kepegawaian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada saat pemerintah butuh bakat daya pikat paling trampil untuk pelayanan publik, kemampuan mereka untuk melakukannya telah begitu jarang sehingga rumit dan dibatasi oleh ekonomi, sosial dan tekanan organisasi. Artikel ini memberikan gambaran jenis inisiatif rekrutmen dan seleksi di tempat di banyak negara yang dapat membantu pemerintah dunia ini menarik dan mempertahankan bakat. Bergantung pada contoh dari Amerika Serikat dan Eropa Barat, namun juga mengintegrasikan pengalaman dari berbagai negara maju dan kurang berkembang (LDCs), kami menjelaskan serangkaian perekrutan dan seleksi "praktik terbaik." Suasana Penerimaan Peserta Tes CPNS

Kebijakan Relokasi Kerusuhan terhadap Korban Pengungsi di Kabupaten Sambas Tahun 1999: Konflik Etnis antara Madura dan Melayu

Internally displaced Persons adalah sebuah istilah bagi para kelompok masyarakat yang pindah dari tempat tinggalnya dan menetap di daerah lain untuk menetap sementara waktu atau hal ini dikenal dengan istilah pengungsi. Sambas adalah sebuah Kabupaten yang terletak di bagian pesisir yang di tempati oleh berbagai suku etnis misalnya suku bugis, madura, jawa batak dll, namun Kabupaten Sambas mayoritas ditempati oleh Melayu, Dayak dan Cina (Tiong Hoa). Khusus tentang konflik Sambas pada tahun 1999 yang terjadi adalah etnis Melayu Sambas dengan suku Madura (yang bertempat tinggal di Sambas) yang menewaskan ratusan jiwa dan hancurnya ratusan rumah dan harta warga Madura. Rekonsiliasi Konflik

Dinamika, Kontinum dan Globalisasi Administrasi Publik

Woodrow Wilson 1.         Dinamika perubahan fokus administrasi publik, mulai dari administrasi sebagai administrasi negara sampai dengan administrasi publik dalam paradigma governance serta implikasi pada praktik administrasi publik. Dinamika Pertama , administrasi sebagai administrasi negara. Administrasi negara telah mengalami tahapan perkembangan yang diklasifikasikan berdasarkan berbagai cara pandang (paradigma) dalam rentang waktu tertentu yang memiliki ciri-ciri tertentu sesuai dengan locus dan focus paradigma tersebut. Akan tetapi, tidak semua paradigma memiliki penekanan pada locus dan focus secara sekaligus atau bersamaan. Menurut Thoha (2008: 18), locus menunjukkan dimana bidang ini secara institusional berada, sedangkan focus menunjukkan sasaran spesialisasi dari bidang studi tersebut. Untuk mengidentifikasi perubahan fokus pada dinamika pertama administrasi sebagai administrasi negara, lebih lanjut Henry dalam Yudiatmaja (2012: 9) membagi paradigma administras