Skip to main content

Proses Pembiayaan Pembangunan

Alur Proses Pembangunan
  1. Sesuai gambar yang tertera pada gambar di atas, yang harus melakukan proses pembangunan adalah Pemerintah, Dunia Usaha, Rumah Tangga, Lembaga Keuangan dan Sektor Luar Negeri. Peran masing-masing aktor dapat dijabarkan melalui contoh sederhana: Produsen Tempe sebagai Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berperan penting dalam mendukung pembangunan.
  • Suatu pelaku usaha kecil menengah dalam negeri—produsen tempe—ingin mengembangkan usahanya agar dapat mendukung peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Pemerintah sebagai fasilitator mendukung keberadaan pabrik tempe dengan membuka lapangan pekerjaan bagi rumah tangga. Pemerintah juga mengontrol penyediaan kacang kedelai dari para petani sebagai bahan baku utama bagi pabrik tempe. Dengan modal dari lembaga keuangan, pemerintah juga mendanai pabrik tempe untuk mencukupi kebutuhan terhadap teknologi yang mampu dimanfaatkan oleh tenaga kerja.
  • Setelah usaha pabrik tempe maju dan berkembang pesat, pabrik tempe mulai mendapat keuntungan dari penjualan produk tempe dalam negeri. Implikasi keberhasilan pabrik tempe terlihat dari kegiatan konsumsi rumah tangga terhadap produk yang dihasilkan. Keuntungan yang didapat oleh pabrik tempe digunakan untuk memberikan penghasilan bagi tenaga kerjanya dan meningkatkan teknologi. Pemerintah sebagai regulator mulai menetapkan subsidi atas listrik dan BBM yang digunakan oleh pabrik tempe guna kemudahan kegiatan usaha. Pemerintah juga menetapkan pajak bagi pabrik tempe sebagai kompensasi mengatasi eksternalitas negatif dari limbah produksi tempe dengan mengupayakan inovasi-inovasi yang ramah lingkungan. Pendapatan yang didapat oleh pemerintah berupa pajak tersebut dialokasikan melalui penyediaan barang publik bagi masyarakat, dalam hal ini adalah rumah tangga. Pemerintah pun menjadi mampu memberikan subsidi pendidikan bagi rumah tangga, dan juga menarik pajak atas penggunaan barang publik oleh masyarakat. Semakin baik kemajuan antara tiga aktor tersebut, maka semakin baik pula dampaknya bagi proses pembangunan yakni pendapatan pemerintah serta pengeluaran pemerintah. 
  • Setelah usaha pabrik tempe maju dan berkembang pesat, pemerintah mengupayakan agar tempe menjadi salah satu komoditi internasional melalui ekspor tempe ke luar negeri. Beberapa tahun berjalan, tempe mulai digemari oleh masyarakat internasional dan pendapatan negara dari ekspor tempe pun kian meningkat. Peningkatan ini memotivasi pabrik tempe untuk melakukan ekspansi pasar. Oleh karena itu, pabrik tempe membutuhkan modal asing dari sektor luar negeri diantaranya dengan melakukan pinjaman. Pemerintah juga merasa perlu menyediakan bahan baku kedelai impor terbaik dari negara penghasil kedelai lainnya. Namun, sektor luar negeri melihat perkembangan pabrik tempe yang tidak sehat bagi persaingan usaha sehingga berpotensi memicu praktek monopoli. Akhirnya, sektor luar negeri seperti IMF atau Bank Dunia mulai menyuntikkan lembaga keuangan dalam negeri agar menyediakan modal bagi pengusaha-pengusaha tempe lainnya untuk berkembang dan bersaing meningkatkan komoditi tempenya masing-masing. Melalui kebijakan pemerintah, bank-bank dalam negeri diupayakan untuk memberikan pinjaman dan asuransi sebagai upaya memajukan UKM. 
  • Beberapa pabrik tempe lainnya pun mulai berdiri dan mampu bersaing satu sama lain untuk menciptakan iklim usaha yang sehat. Kemajuan beberapa pabrik tempe lainnya memungkinkan mereka melunasi pinjaman kepada bank-bank dalam negeri atas modal awal yang mereka gunakan sebelumnya. Dampak positifnya adalah semakin besar pendapatan (y) yang diterima oleh pemerintah melalui: konsumsi (C) tempe dalam negeri yang tinggi, investasi (I) asing berupa saham dan modal yang meningkat, pengeluaran pemerintah (G) yang sukses dalam penyediaan pendidikan dan kesehatan, serta semakin besar keuntungan pemerintah dari sektor ekspor-impor (X-M). Artinya, siklus peran masing-masing aktor dalam proses pembangunan berlangsung dengan baik.

Berdasarkan contoh peran masing-masing aktor pada poin (a) dan dasar teori dari Suparmoko (1996: 93), maka dapat diklasifikasikan sumber-sumber pembiayaan pembangunan diperoleh dari:

-       Pajak
-       Retribusi
-       Keuntungan dari Perusahaan Negara
-       Denda dan perampasan yang dijalankan oleh Pemerintah
-       Sumbangan masyarakat atas jasa yang diberikan oleh Pemerintah
-       Pencetakan uang kertas
-       Hasil dari undian negara
-       Pinjaman (Utang)
-       Hadiah (Hibah/Bantuan)

Comments

Popular posts from this blog

Kebijakan Relokasi Kerusuhan terhadap Korban Pengungsi di Kabupaten Sambas Tahun 1999: Konflik Etnis antara Madura dan Melayu

Internally displaced Persons adalah sebuah istilah bagi para kelompok masyarakat yang pindah dari tempat tinggalnya dan menetap di daerah lain untuk menetap sementara waktu atau hal ini dikenal dengan istilah pengungsi. Sambas adalah sebuah Kabupaten yang terletak di bagian pesisir yang di tempati oleh berbagai suku etnis misalnya suku bugis, madura, jawa batak dll, namun Kabupaten Sambas mayoritas ditempati oleh Melayu, Dayak dan Cina (Tiong Hoa). Khusus tentang konflik Sambas pada tahun 1999 yang terjadi adalah etnis Melayu Sambas dengan suku Madura (yang bertempat tinggal di Sambas) yang menewaskan ratusan jiwa dan hancurnya ratusan rumah dan harta warga Madura. Rekonsiliasi Konflik

Rekrutmen dan Seleksi Pegawai Pemerintah: Sebuah Kajian dari Praktek dan Tren Modern Internasional

Pemerintah di seluruh dunia menghadapi tantangan kepegawaian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada saat pemerintah butuh bakat daya pikat paling trampil untuk pelayanan publik, kemampuan mereka untuk melakukannya telah begitu jarang sehingga rumit dan dibatasi oleh ekonomi, sosial dan tekanan organisasi. Artikel ini memberikan gambaran jenis inisiatif rekrutmen dan seleksi di tempat di banyak negara yang dapat membantu pemerintah dunia ini menarik dan mempertahankan bakat. Bergantung pada contoh dari Amerika Serikat dan Eropa Barat, namun juga mengintegrasikan pengalaman dari berbagai negara maju dan kurang berkembang (LDCs), kami menjelaskan serangkaian perekrutan dan seleksi "praktik terbaik." Suasana Penerimaan Peserta Tes CPNS

Bintang dari Manglayang dan Nakhoda Pemerintahan: Sebuah Refleksi Ikrar Pamong yang didedikasikan untuk seluruh Purna Praja STPDN/IPDN di Indonesia

Ksatrian IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat (Rabu, 28 Agustus 2013) “ Kami Putra-putri Indonesia yang memiliki profesi sebagai Pamong, berjanji: Setia kepada Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ; Sedia berkorban untuk kepentingan, negara/bangsa dan masyarakat ; Siap melayani dan mengabdi untuk kepentingan masyarakat dimana pun kami bertugas. Kami sadar, ikrar ini didengar oleh Tuhan dan manusia, semoga Tuhan memberikan kekuatan lahir dan batin agar kami dapat melaksanakan ikrar kami ini.” ( Ikrar Pamong ) Bintang Purna Praja kembali bertambah jumlahnya dan bersinar di langit Indonesia. Sesaat setelah pin Purna Praja berwarna kuning keemasan itu disematkan di sebelah kanan dada pakaian kebesaran, suara lantang dari Pamong Praja Muda IPDN Angkatan XX berkumandang di Ksatrian dan seantero Jatinangor. Suara keyakinan dan kesiapan putra-putri Kawah Candradimuka yang menegaskan Ikrar Pamong bagi bangsa dan negara. Saat ikrar itu d