Skip to main content

Civil Service System and Civil Service Reform in Malaysia

Pengantar

Pemerintah Malaysia berkeinginan menjadi bangsa yang maju dengan efisiensi ekonomi yang tinggi dan pengintegrasian ekonomi dunia tahun 2020. Untuk mewujudkan visi ini, pamong praja Malaysia diinisiasi dan dilaksanakan berbagai langkah2 kebijakan dan mengarahkan proyek untuk meningkatkan penggunaan pengetahuan dan teknologi untuk pelayanan yang baik dan efisien. Akibatnya, reformasi membawa perubahan sangat besar dalam pelayanan publik dan melalui penyelenggraan barang dan pelayanan kepada masyarakat. Paper ini bermaksud untuk menyediakan beberapa wawasan sistem pelayanan sipil dan bagaimana memprakarsai kebijakan dan langkah –langkah reformasi dirumuskan dan dilaksanakan. Bidang diskusi reformasi pelayanan sipil dibatasi periode 1980-sekarang.
Tulisan ini terdiri dari lima bagian. Bagian pertama melihat sistem politik dan struktur pemerintah. bagian 2 mendiskusikan sistem pelayanan sipil, diikuti diskusi reformasi pelayanan sipil pada bagian tiga. Bagian empat memeriksa implikasi reformasi dan menilai hubungannya dengan kinerja, perhatian dan tantangan pemerintah. bagian terakhir penutup.
Upin dan Ipin
          
 Sistem Sosial Politik dan Struktur Pemerintahan

Malaysia diantara 50 negara teratas penduduknya sama baiknya diantara 50 teratas total GDP dan GDP perkapita (World Bank, 2008). Federasi Malaysia (yang dikenal sebagai Malaysia) diberi kemerdekaan oleh Inggris pada tahun 1957 secara relative damai dalam periode transisi sebagian besar dicapai dengan pemberian kelonggaran pada kelompok etnik besar Melayu (Means, 1998:96). Populasi sekarang 27 juta dan pada dasarnya sebuah masyarakat plural dengan 3 kelompok etnik besar, Melayu (66%), cina (25% ), India (8%) dan kelompok-kelompok etnik kecil lainnya (1%) (Malaysia, 2006:238). Pembagian suku Malaysia parallel dengan pola yang komplek dari bahasa, budaya, agama, ekonomi dan bidang politik. Dengan persetujuan antar etnik ditetapkan kemerdekaan pada 31 Agustus 1957, Inggris yang diakui dlm perjanjian social bahwa Melayu adalah Bumiputera (arti harafiahnya anak-anak tanah), dan diberi hak khusus, implikasinya dalam hokum warga negara untuk imigran-imigran sebagian besar Cina dan India. Struktur pemerintahn Malaysia didasarkan perjanjian social ini.
Malaysia dijalankan dengan sebuah sistem pemerintahan federasi dengan sebuah demokrasi parlementer dan konstitusional kerajaan, didasarkan model Westminder yang mana sebuah parlemen bicameral terdiri Kepala Tertinggi Yang Di Pertuan Agong/ raja, Senat (Dewan Negara) dan Dewan Rakyat. Yang Di Pertuan Agung adalah sebuah konstitusional monaech dan seluruh aktivitas pemerintah dgn namanya lebih dulu mendapat nasehat Perdana Menteri. Setiap negara bagian mempunyai konstitusi sendiri dan sebuah parlemen Dewan Undangan Negeri. Eksekutif body pada tingkat negara bagian adalah Menteri Besar/Chief Minister Negara Bagian dan anggota-anggotanya dari legislative negara bagian yang ditetapkan dengan raja/ gubernur dengan nasehat Menteri Besar/Chief Minister. Fungsi pemerintah dibagi dalam fungsi legislative, fungsi eksekutif dn fungsi judikatif. Konsep pemerintahan federasi diperkenalkan pada tahun 1895, selama pemilikan Inggris. Dasar struktur Federasi Malaysia adalah Konstitusi Melayu tahun 1957. Konstitusi dibuat sebuah pemerintahan pusat yang kuat yang dipimpin oleh Perdana Menteri.
Sejak merdeka, tekanan memperlombakan sisa-sisa hak  Ekonomi dan spesialisasi oleh bangsa. Puncaknya adalah pada Riot rasial pada tgl 13 Mei 1969, yang dilambangkan sebuah batas air dalam sejarah Malaysia. Sebagai pergerakan untuk menyelesaikan masalah ketidakseimbangan ekonomi, the New Economic Policy (NEP) diperkenalkan dan dimasukkan dalam Rencana Malaysia Kedua (1971-1975) dan rencana-rencana berikutnya. NEP mempunyai 2 cabang, poverty eradication regardless of race (pemberantasan kemiskinan tanpa menghiraukan ras) dan restructuring society to eliminate the identification of race with economic function (restrukturisasi lembaga untuk menghapuskan pengenalan ras dengan fungsi ekonomi). Periode NEP meliputi 20 th dan terbukti NEP memberi beberapa keseimbangan dan stabilitas (Faarland et.al., 1990). NEP digantikan dengan National Development Plan (NDP) yang mana ditekankan pada “pertumbuhan” sebelumnya NEP’s mempertimbangkan “restrukturisasi” dalam praktek. Meskipun tekanan politik tetap dan sekali-sekali pergolakan diantara partai politik di koalisi, di bandingkan banyak negara –negara dunia ketiga, Malaysia mempunyai pengalaman politik yang digolongkan luar biasa lancar sejak kemerdekaannya. (Crouch,1996). Sampai baru-baru ini, Malaysia memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi dan kinerja ekonomi kuat.
Sistem Pelayanan Sipil Malaysia
Sistem administrasi publik Malaysia meniru birokrasi barat modern, yang diwarisi dari Inggris sejak kemerdekaan, tetapi dengan karakteristik sendiri dalam gaya administrasi dan nilai budaya, “untuk pembangunan dipengaruhi budaya, sejarah dan poltik Hindu, Islam, Penjajah dan Melayu sendiri” (Tilman, 1964). Struktur dipecah dalam 3 tingkat: tingkat federal, negara bagian, dan regional. Dasar hukum untuk pelayanan sipil  adalah Undang-Undang Dasar Federal.  Yang ditentukan dalam Undang-Undang Dasar Federal (pasal 132) pelayanan publik Malaysia terdiri dari pelayanan publik umum federasi; pelayanan publik negara bagian; pelayanan publik kelas rendah, pelayanan pendidikan, pelayanan pengadilan dan hukum; dan Angkatan Bersenjata. Badan Undang-Undang dan Para Penguasa Daerah juga dipertimbangkan sebagai bagian Pelayanan Publik. Perlengkapan administrative federasi terdiri menteri, setiap dikepalai oleh seorang menteri, yang juga seorang anggota cabinet. Sekarang ini ada 26 menteri.
Di samping menteri-menteri, ada juga lembaga pusat yang termasuk Publik Service Departement (PSD), the Economic Planning Unit (EPU), the Malaysian Administrative Modernisation and Management Planning Unit (MAMPU)dan Treasury (perbendaharaan). Lembaga pusat dianggap sangat kuat karena tanggungjawab untuk memformulasikan keuangan nasional dan kebijakan ekonomi, kebijakan sumber daya manusia sektor publik, mencatat dan mengawasi pelaksanaan kebijakan ini (Sanusi et,al.,2003:45). EPU bertanggungjawab untuk mereformasi sektor publik untuk meningkatkan kualitas, efiseinsi, efektifitas dan integrits pelayanan publik Malaysian.  PSD adalah lembaga personalia terpenting . sangat tepusat PSD mempunyai kekuasaan tdk hanya untuk departemen federal tetapi juga lembaga-lembaga negara bagian dan perusahaan2 pemerintah. untuk menjamin sikap adil pelayanan publik, sejumlah komisi-komisi pelayanan didirikan di bawah undang-undang dasar. Kepala komisi-komisi pelayanan atau dewan ditetapkan oleh Yang Di Pertuan Agong. Komisi/dewan adalah pelayanan pengadilan dan hokum; komisi pelayanan publik; komisi polisi, komisi pendidikan, dewan angkatan bersenjata; dan komisi pelayanan publik masing-masing negara bagian. Sekretaris kepala menjadi kepala pemerintahan pelayanan publik dan secara langsung bertanggungjawab kepala Perdana Menteri. Menteri2, lembaga pusat, komisi2 dibawah sekretaris kepala untuk pemerintahan.
Kantor Perdana Menteri  mengkoordinasi pemerintah dalam proses pembuatan kebijakan melalui sekretaris cabinet. Disamping pelayanan federal, seluruh negara bagian mempunyai keduanya sebuah pelayanan sipil negara bagian (kecuali perlis) dan sebuah pelayanan administrasi negara bagian. Kepala administrasi memimpin negara bagian adalah sekretaris negara bagian, sebuah karir pelayan masyarakat. Di bawahnya berbagai departemen negara bagian, kantor2 distrik, pemerintah daerah, lembaga 2 menurut undang-undang dan badan2 hokum. Pemerintah daerah adalah pemerintah deretan ketiga setelah federal dan pemerintahan negara bagian dan ditempatkan dibawah jurisdiksi pemerintah negara bagian. Sebuah kementerian federal disebut kementerian pemerintah local dan memainkan peran sebagai penasehat perumahan.
Pada tahun 2003, jumlh total 720 perwakilan pemerintah, yang mana 142 perwakilan ditingkat federal, 249 perwakilan ditingkat negara bagian, 190 badan semi pemerintah dan 143 dewan daerah. Rincian perwakilan2 ada pd tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Perwakilan2 Pemerintah dan Petugasnya
Tipe Perwakilan
Jumlah Perwakilan
Jumlah Petugas
Federal
142
1.204.811
Negara Bagian
249
   124.052
Badan Semi Pemerintah Federal
84
   125.922
Badan Semi Pemerintah Negara Bagian
106
     17.897
Dewan Daerah
143
     57.159
Total
724
1.529.841
http://www.interactive.jpa.gov.my/i-mapsa/maklumatPerjawatan

Pada tahun2 awal setelah kemerdekaan, program Malaysianisasi disetujui bangsa sebagai pelayanan sipil, yang mana melaksanakan dalam stage untuk transisi lancar (Sanusi, 2003). Ini telah dinyatakan/ditegaskan/dituntut pada saat kemerdekaan birokrasi Malaysia diperoleh “pelayanan2……     aparat birokrasi efisien tdk dpt disangsikan” (Milne, 1967). Pelayanan sipil diberikan dengan cara konvensional dalam formulasi, implementasi, administrasi dan peninjauan kebijakan, yang mana berkontribusi signifikan pada pembangunan bangsa. Hal itu diamati selama teori dan praktek  periode NEP, administrasi didasarkan pada pemikiran “tata pemerintahan yang efektif” (menghapuskan kemiskinan dan restrukturisasi ekonomi selama NEP) mempunyai prioritas lebih dari “good governance” (Esman,1970). Di th 1980an, meskipun, sektor publik mempunyai beberapahal disesuakan dengan visi Malaysia menjadi bangsa maju dengan kepunyaannya sendiri tahun 2020. Terhadap tujuan ini, pelayanan publik diharapkan bertanggung jawab dalam peningkatan daya saing dengan mewujudkan dan melaksanakan semua kebijakan dan dipakai mendekati untuk memudahkan pertumbuhan ekonomi, melaksanakan kekuasaan dan peraturan untuk perdamaian dan kesatuan nasional.

Personil, Remunerasi dan Sistem Kompensasi

Sekarang ada 1,5 juta personil di pelayanan publik. Terbagi menjadi komisi yang relevan atau dewan/majelis. Usia pensiun wajib untuk pegawai publik adalah 58 tahun.Anggota dari pelayan publik terbagi menjadi komisi yang relevan dan dewan. Persoalan semua personil  seperti skema layanan, skema gaji, promosi dan disiplin, pelatihan dan pembangunan karir.
Ada 4 tipe pos dalam publik servis: permanen dan pensiun, permanen dan tidak pensiun, sementara dan pengganti/figuran. Masing-masing dari kategori  berbeda dalam prasyarat dan ketentuan layanan. Pelayanan publik di Malaysia adalah struktur sepanjang tiga kategori utama: (1) administrasi, eksekutif dan staff pendukung umumnya dikenal sebagai pelayanan umum; (2) professional dan staf pelayanan special oleh petugas professional termasuk dokter, insinyur, dokter gigi, arsitek, akuntan, kimiawan, ahli hokum, dll.; dan (3) departemen layanan seperti bea cukai, imigrasi, survey, audit dan sejenisnya. Tambahan dengan pendahuluan dari skema remunerasi (NRS), yang mulai berlaku sejak januari 1992, pos pelayan publik terbagi dalam tiga kelompok. Tiga kelompok ini: kelompok utama, managerial dan professional, staf pendukung 1 dan 2.
Kelompok-kelompok merupakan struktur yang hirarki dari posisi dasar yang luas dari kelas terendah meningkat ke kelas selanjutnya sampai kelas tertinggi. Dalam kelompok professional dan manager, lapisan kelas terbawah adalah pos kelas III, di atas dari grade II dan grade I. Di atas grade I adalah posisi pegawai publik pemula atau JUSA. Nama itu berkonotasi, posisi pegawai publik pemula adalah didambakan dalam pelayanan publik dalam hal responsilitas, gaji dan tunjangan. Posisi pelayanan publik pemula dibatasi oleh perjanjian dan hirarki yang dimulai dengan superscale C, naik ke superscale B dan superscale A pada piramida yang paling atas. Posisi paling puncak dalam pelayanan publik adalah kepala sekretaris dalam pemerintah, diikuti direktur, departemen pelayanan publik umum, sekretaris umum dari departemen keuangan, jaksa agung, direktur umum dari pelayanan kesehatan, direktur umum dari pendidikan.
Dalam kelompok professional dan managerial, adalah pegawai tadbir dan diplomatic (PTD) atau administrasi dan bagian kantor diplomatic, dahulu terkenal sebagai Malaysian Civil Service Officer (MCS). PTD dianggap sebagai posisi yang ekslusif dalam pelayanan publik. Masuk ke posisi PTD adalah melalui penilaian yang ketat dan pelatihan. Direkrut dari seluruh calon berbakat, pegawai PTD melalui promosi yang cepat dan akhirnya memegang posisi kunci dalam pemerintahan. Pegawai kantor yang terlibat dalam pembangunan Negara, terutama di bidang hubungan internasional, keamanan nasional dan pertahanan; teknologi informasi dan pengelolaan komunikasi; administrasi dan pembangunan; sumber daya manusia dan pengelolaan organisasi; dan pengelolaan sumber keuangan. Banyak dari mereka juga dikirim sebagai duta asing. Dalam upaya memperluas jumlah kandidat dalam pelayanan publik, pemerintah telah membuka lowongan untuk pos PTD kepada semua orang, termasuk dari luar sektor publik (the star, 24 januari 2008).
Pelayanan publik diinisiasi dan melaksanakan berbagai reformasi yang memberikan pelayanan yang efisien. Bagian berikut  menguraikan inisiasi reformasi pelayanan publik yang utama, dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan melalui penggunaan tehnologi dan orang.

Reformasi pelayanan publik di Malaysia

Upaya awal reformasi sampai 1970 yang diarahkan pembangunan lembaga dan penguatan kapasitas administrasi untuk mempromosikan Negara yang mengembangkan social ekonom, di pertengahan 1980an, muncul paradigm shift yang mengadopsi idiologi pasar dalam sinyal perubahan situasi dan perubahan prioritas kebijakan dari pemerintah. …keputusan kebijakan di bawah the national Development Policy (NDP) dan visi 2020 (perspektif perencanaan 30 tahun yang dicari untuk merubah Malaysia dalam Negara berkembang ke 2020), pasar awal memulai reformasi. Terdapat 2 dokumen memperkenalkan aturan pivot dari sektor privat sebagai mesin utama dari dari pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dengan cara bermain sektor publik hanya fasilitas dan aturan pendukung dalam prosesnya. Sebagai aturan perubahan pemerintah dari intervensi langsung ke tidak langsung dan sebagai pendukung, pegawai pemerintah menyebut reformasi untuk dapat menampilkan sesuatu yang baru dan aturan yang muncul secara efektif. (Sarji, 1994).
Pegawai pemerintah merespon dengan pengenalan ukuran reformasi yang baru, dimana dalam waktu yang sama, konsolidasi tujuan yang ada dalam meningkatkan kapasitas pegawai publik dalam hubungannya dengan pembangunan ekonomi dan kualitas dari hubungannya dengan sektor prifat (Muhammad Rais et al., 2002). Memasukkan …penggunaan tehnologi informasi untuk memperkuat reformasi pegawai publik. The Malaysian Administrative Modernization and Management (MAMPU), perwakilan pusat di bawah departemen perdana menteri, bertanggungjawab untuk memperkenalkan reformasi pada PNS. Disamping inisiasi produktivitas, perbaikan kualitas dan pengembangan sistem bekerja, MAMPU juga bertindak sebagai pemeriksa dalam implementasi dari reformasi administrasi dalam pemerintah federal dan perwakilan Negara (AbdullahSanusi et al.,2003). Agenda utama dari reformasi untuk efisiensi dan pengiriman kualitas pelayanan yang berorientasi pelanggan, dengan konsep efisiensi, transparansi  dan kejujuranpada garis terdepan. Ide-ide dan prinsip-prinsip dasar reformasi adalah bahwa:
-     Pensejajaran Pasar. Reformasi untuk melepaskan metode sektor privat dan strategi model pasar sebagai insentif dan kompetisi untuk menjalankan kebijakan publik, strategi dan tingkah laku. Contoh dari pelaksanaan reformasi termasuk perkenalan dari hadiah dan insentif berdasarkan ukuran kinerja.
-     Orientasi pelayanan. Fokusnya adalah program pengiriman kualitas pelayanan dan mengambil resep pelayanan pertama (utamanya masalah kewarganegaraan dan bisnis).
-     Pertanggungjawaban. Penekanannya adalah output dan outcome, daripada proses dan struktur agar pegawai negeri bertanggungjawab pada kinerja mereka tidak hanya dalam bertindak tapi juga kepada pelanggannya
Reformasi ini mencari pergantian dasar aturan tradisional dan proses pemegang kekuasaan untuk bertindak dengan pasar berdasarkan kompetisi.

Ukuran utama reformasi

PNS Malaysia telah menaikkan dalam banyak reformasi. Ukuran reformasi utama terfokus pada: (1) berorientasi pada pelayanan melalui kualitas pengelolaan;(2) Penguatan pengembangan sumber daya manusia melalui penilaian kinerja;(3) peningkatan akuntabilitas dan disiplin; (4) menengok ke timur dan kebijakan privatisasi; dan (5) ICT dan e-government

Penyediaan pelanggan- berorientasi pelayanan melalui pengelolaan managemen

Esensi dalam reformasi adalah menyediakan kualitas pelayanan yang menjadi syarat dari pelanggan pada dasar yang berkelanjutan. Adopsi dari kualitas pengelolaan dimulai sejak 1991, dibuat melalui pedoman permasalah perkantoran oleh departemen perdana menteri dalam bentuk the development administration circulars (DACs). Implementasi focus reformasi pada totak quality management (TQM), Quality control circle (QCC) dan clienst’s charther. TQM mengenalkan prinsip-prinsip dan filosofi untuk kerangka kerja yang luas dari kualitas managemen, dimana QCCs dan Client’s charther menyediakan mekanisme implementasi.
Di samping program-program ini yang membentuk inti dari kerangka kualitas managemen, beberapa program diinisiasi melalui DACs lainnya, seperti pengenalan dari bentuk beban kerja, managemen yang efektif dari pertemuan dan perbaikan layanan melalui telepon, telah membantu dalam pengenalan budaya dari kualitas managemen dalam pelayanan publik (Asim, 2001). Tekananjuga diberikan untuk perbaikan pelayanan di tempat dan pembukaan pekerjaan yang belum dikerjakan yang ada di kementerian pemerintahan dan departemen. Program-program ini focus pada mengefisienkan dan pembangunan fungsi administrasi dari perwakilan pemerintah dan departemen. Ditambah lagi, program-program seperti hubungan pelayanan publik disediakan mekanisme untuk sektor privat dan publik pada umumnya untuk peningkatan akses untuk aturan berkenaan dengan informasi dan regulasi yang berkaitan dengannya (MAArof dan Amat, 1994:5).

Quality Control Circles (QCCs)

QCCs adalah kelompok dari 6-10 pekerja yang bertemu secara teratur untuk mendiskusikan masalah-masalah di hadapan mereka dalam divisi mereka bekerja dan mengusulkan solusi yang potensial pada managemen dari organisasi melalui penggunaan alasan statistic dalam menganalisa masalah. Mereka juga mendorong keterlibatan dalam masalah-masalah organisasi dan menyediakan hak pengakuan untuk masukan dari pekerja dalam organisasi pelayanan publik (prime minister’s departemen Malaysia, 1991:1)

The Total Quality Management Program (TQM)

Menurut DAC no. 1 dari 1992, TQM didefinisikan sebagai  pelanggan yang terus menerus- proses menjalankan meliputi seluruh organisasi ( prime minister,s department Malaysia, 1992:1). Untuk implementasi yang sukses dari program kualitas managemen, DAC berputar pada pengumuman petunjuk TQM dan identifikasi beberapa prinsip sebagai implementasi dari perencanaan stategik pada kualitas; training dan pengenalan, membantu perkembangan timwork; penentuan ukuran kinerja; dan penekanan kualitas asuransi sebagai kerangka kerja yang lebih luas (prime minister’s department Malaysia, 1992:6). Garis besar prinsip-prinsip ini filosofinya bahwa usaha untuk mempengaruhi semua aspek dari sumber daya manusia dan lingkungan bekerja. Pemerintah berharap bahwa dengan implementasi dari prinsip TQM, organisasi pelayanan publik akan dapat menciptakan kesadaran lebih diantara pekerja, mengubah tingkah laku bekerja dan mengembangkan komitmen dalam bekerja. Contohnya adalah  implementasi dari prinsip-prinsip TQM oleh departemen yang bervariasi yang menyediakan dalam laporan masalah tahunan oleh kepala sekretaris dari pemerintah pada perbaikan dan pembangunan dalam pelayanan publik.
MAMPU telah memberikan tanggung jawab dari kenaikan dan monitoring kemajuan dalam implementasi QCCs pada semua level, dimana institute nasional dari administrasi publik dikonsentrasikan pada aspek training. Dalam menanamkan kualitas budaya, MAMPU telah mempercayakan untuk mengadakan audit secara regular dan berbagai hadiah yang dipresentasikan oleh pemerintah dalam pengenalan perwakilan pelayanan publik yang telah melampaui dalam ketentuan dari kualitas servis tahun ini. Diantara berbagai hadiah yang diberikan masing-masing tahun untuk mengenalkan kinerja dari berbagai departemen adalah kualitas hadiah dari perdana menteri pelayanan publik yang diperlihatkan oleh pemerintah sebagai hadiah tertinggi dan paling mulia(Pemerintahan Malaysia, 1996b:686)

Piagam Pelanggan

Inisiasi utama lainnya pada desain reformasi pelayanan publik untuk mengembangkan kualitas pelayanan dan memastika akuntabilitas dari penyedia pelayanan adalah perjanjian pelanggan yang diperkenalkan tahun 1993 melalui DAC No. 3, “Pedoman Piagam pelanggan” yang berfokus pada pelanggan. Ini adalah komitmen tertulis yang dibuat oleh perwakilan publik menyinggung pengiriman output atau pelayanan pada pelanggan mereka menurut standar kualitas yang telah ditentukan melalui ujian dari persyaratan pelanggan( perdana menteri departemen Malaysia,1993:1). Ini adalah jaminan bahwa output / pelayanan akan menuruti dengan standar kualitas yang diumumkan yang disesuaikan dengan harapan dan persyaratan dari pelanggan.
Persyaratan kebijakan bahwa perjanjian diformulasikandan diimplementasikan oleh perwakilan publik pada semua level, badan undang-undang, penguasa wilayah dan undang-undang local dan tokoh masyarakat dalam wakil/kantor sehingga menjadi kemungkinan lebih bersih. Pada kasus ini dimana wakil gagal untuk menuruti kualitas standar yang dinyatakan dalam perjanjian ini, masyarakat dapat menyampaikan complain untuk ketidakpatuhan. Hitungan untuk ukuran lain termasuk penguatan sistem managemen complain masyarakat dan pengenalan dari program “Mesra Rakyat”. Di bawah program ini, wakil menuruti untuk mengamati sehari minimal dalam satu bulan ketika kepala departemen dan kantor lainnya membuat mereka sendiri dihadapkan pertemuan face to face dengan penerimaan complain pelanggan dan saran-saran.

Pengurangan red-tape birokrasi

Upaya pemerintah telah ditujukan untuk memperkuat pengiriman pelayanan dengan mengurangi red tape dan dengan mengurangi prosedur kerja dan metodenya. Sistem baru, teknik dan prosedur dari administrasi yang diperkenalkan; tidak penting dan prosedur berlebihan telah ditinggalkan. Usaha secara terus menerus telah dibuat untuk mengembangkan kualitas pelayanan dari pelayanan yang ditawarkan dengan penekanan pada penyediaan cepat dan pertengkaran-pelayanan bebas untuk pelanggan, termasuk investor potensial. Pusat penyelesaian satu pintu telah dibangun dalam menyediakan semua pelayanan yang dibutuhkan membahas masalah surat izin dan izin dari satu poin, dengan demikian percepatan proses dari persetujuan bisnis (Sarji, 1996).

Penguatan Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Penilaian Kinerja

Perkembangan perbaikan sistem dan prosedur kerja dan perubahan konteks yang lebih luas yang diperlukan dalam manajemen personalia. Tujuannya adalah untuk menghargai individu yang diakui sebagai pekerja yang sangat baik. Sejalan dengan gagasan keseluruhan pelayanan sipil mengelola hasil, lagi sistem penilaian kinerja sistem remunerasi baru (nrs) diperkenalkan pada tahun 1992 di mana evaluasi pns berada pada hasil tertentu berbasis penilaian kinerja, personel sektor publik yang memenuhi syarat untuk diagonal , gerakan gaji vertikal dan lateral pada tiga-berjenjang matriks gaji. Yang berkinerja kurang baik tidak dapat menerima kenaikan gaji. Dalam hal yang sebenarnya nrs dirancang untuk membuat pelayanan publik lebih responsif, meningkatkan kemampuannya untuk memperoleh dan mempertahankan inovatif, kreatif dan karyawan berbakat dan menanamkan budaya kerja yang menekankan kinerja, kualitas dan produktivitas. Selain perubahan tersebut, nrs telah mengurangi tingkat hirarki, dikelompokkan kembali pada skema layanan dan mengidentifikasi kunci posting top manajemen dengan pada skema remunerasi yang jelas dan sepadan dengan tanggung jawab teridentifikasinya.
Perbaikan lebih lanjut dilakukan melalui Sistem Remunerasi Malaysia (Telkomnika Saraan Malaysia-MRS) diperkenalkan pada bulan November 2012. Ini terdiri dari empat komponen inti: (1) perbaikan pada kondisi pelayanan, (2) penilaian tingkat Kompetensi, (3) modifikasi struktur gaji, tunjangan dan prasyarat, dan (4) peningkatan pengembangan karir. Hal ini ditandai dengan penekanan pada penilaian kompetensi, kemajuan karir dan modifikasi struktur gaji dan prasyarat serta kondisi membaik layanan bagi aparat sektor publik (Osman, 2003). The MRS menempatkan penekanan lebih besar pada pengembangan pengetahuan, keterampilan dan akuisisi penanaman nilai-nilai pribadi yang baik antara karyawan pelayanan publik. Selain laporan penilaian kinerja tahunan, penilaian yang dikenal sebagai tingkat penilaian kompetensi (PENILAIAN Tahap Kecakapan-PTK) diperkenalkan untuk mendorong pengembangan diri di kalangan karyawan. Ini adalah dalam bentuk pemeriksaan dan / atau kursus, yang dirancang untuk mengevaluasi tingkat kompetensi karyawan untuk pertimbangan perkembangan gaji tahunan karyawan atau promosi.
Panel koordinatif untuk penilaian kinerja dan perkembangan gaji di bawah NRS digantikan oleh sebuah panel pengembangan sumber daya manusia untuk MRS, yang telah didirikan di departemen pemerintah yang bersangkutan. selain mempengaruhi perkembangan gaji karyawan di bawah yurisdiksi mereka, Panel ini telah diberikan satu set yang lebih luas dari tanggung jawab termasuk identifikasi kebutuhan pelatihan dan rekomendasi dari konseling bagi karyawan.

Meningkatkan akuntabilitas dan disiplin

Akuntabilitas dan disiplin membentuk dasar untuk layanan publik yang kuat, bersih dan kredibel. Sejumlah program diperkenalkan untuk memperkuat akuntabilitas dan disiplin dalam pelayanan sipil, di antaranya meliputi perumusan kode etik, dan sistem keuangan dalam penerapan Sistem Anggaran Modifikasi(MBS) dan tindak lanjut dari hasil Laporan Auditor Jenderal.

Penerapan kode etik dalam mengatur personal untukpejabat publik

Pemerintah mengakui bahwa beberapa aspek fisik seperti sistem kerja dan prosedur serta teknologi canggih saja tidak akan cukup; dengan demikian upaya reformasi akan menjadi sia-sia jika personel sektor publik tidak memiliki nilai-nilai kepribadian seperti integritas, dan etika kerja yang memfasilitasi terwujudnya kualitas dan efektifas pelayanan. Sebagian besar upaya untuk menerjemahkan nilai-nilai positif  dilaksanakan melalui program pelatihan, seminar, publikasi seperti pidato, peringatan/nasihat oleh pimpinan politik dan kepala departemen. Peran kepemimpinan dipandang menjadi penting karena sebagai pemimpin harus bisa memimpin dengan memberikan contoh/teladan dan menginisiasi metode yang inovatif untuk memotivasi para anggota dari organisasi agar dapat  mengadopsi budaya kerja yang baik.
Berbagai kebijakan untuk mendukung integritas di kalangan pejabat publik termasuk Dasar Bersih Cekap dan Amanah; Penanaman nilai-nilai Islami; Kepemimpinan dengan Teladan; dan Etika Kerja Islami. Dokumen yang dikutip  tersebut adalah Peraturan Perilakudan Disiplin Pejabat Publik(1993 dan diamandemen 2002) berfungsi sebagai pedoman bagi pegawai negeri sipil dalam rezim disiplin mereka. Pegawai negeri harus mengembangkan nilai-nilai yang dikenal dalam “Dua puluh Pilar” yang menjadi keseharian mereka. Regulasi dan aturan lainnya termasuk Aturan Umum, Pedoman  Pelayanan dan Perbendaharaan.
Untuk aspek pengendalian dan monitoring terhadap pejabat publik, ada kewajiban dalam melakukan rekruitmen untuk pelayanan publik agar melaporkan aset danpropertinya danmenjalani pemeriksaan keamanan oleh petugas dari Kepala Keamanan dalam pemerintahan Malaysia. Sementara itu bagi mereka yang baru dipromosikan, harus  melaporkan assetnya dan menjalani pemeriksaan dari Agen Anti Korupsi (ACA) yang sekarang dikenal dengan Malaysian Anti Corruption Commission (MACC). Aturan hukum khusus mengenai pencegahankorupsiadalah setelah pengesahan Peraturan Pencegahan Korupsi tahun 1937 dan Undang-undang Pencegahan Korupsi tahun 1938. Regulasi ini telah direvisi dan dilebur dalam Undang-undang Pencegahan Korupsi di tahun 1950.
Pembentukan Komite Integritas Manajemen dalam semua tingkatan administrasi, pengawasan dalam penerapan aturan disiplin akan mempengaruhi perilaku pejabat publik sebagaimana ketatnya aturan anti korupsi sebagai usaha untukmemperkuat upaya menjaga akuntabilitas dan disiplin di sektor publik. Pengukuran lain yang mendukung pengendalian terjadinya dorongan komitmen dan profesionalisme di kalangan pejabat publik termasuk memperkuat pengelolaan pengaduan masyarakat dengan memperbaiki sistem pengelolaan keluhan publik dan memberdayakan Biro Pengaduan Masyarakat (Publik Complaints Bureau/PCB). MACC dan PCB ; dua institusi teknis yang besar; telah diperkuat untuk memungkinkan mereka untuk memainkan peran aktif dalam mempromosikan akuntabilitas dan daya tanggap publik. Untuk memastikan integritas MACC, lima lembaga ditugaskan untuk memonitornya; yaitu : Dewan Penasihat Anti Korupsi, Komite Khusus untuk Korupsi, Komite Keluhan, Tim Penilai Operasional, dan Tim Konsultasi dan Preventif Tindakan Korupsi. Agen Swasta yang diminta untuk memberikan laporan pelaksanaan atau aktivitas penguatan integritas pada agen-agen publik dalam Jawatan kuasa Keutuhan Pengurusan Kerajaan. Laporan tersebut disampaikan dalam empat kali setahun kepada Sekretariat Jawatankuasa Keutuhan Pengurusan Kerajaan, yaitu Agen Anti Korupsi (ACA). Termasuk dalam pengiriman laporan kepada Komite, agen ini juga wajib untuk  mengirimkan laporan kepada Instansi Integritas Malaysia (IIM) terkait pelaksanaan Rencana Integritas Nasional pada setiap tingkatan dalam instansi.
Pada tahun 2004, ketika Abdullah Badawi mendatangi kantor, laporan peningkatan kinerja reformasi dan perubahan sikap dan perilaku, telah melangkah seiring seruan pertanggungjawaban publik untuk memeriksa terjadinya malpraktik dan penyelewengan instansi-instansi pemerintah dan untuk menanggapi keluhan masyarakat/publik. Kelanjutan dari reformasi ini terbangun ketika Perdana Menteri, Najib Razak dan pengumuman bahwa dalam pemerintahannya akan fokus dalam Key Performance Index (KPI) dan National Key Result Areas (NKRA) untuk dapat dicapai oleh setiap kementerian dan instansi pemerintah, dalam usaha penyediaan sistem pelayanan yang efisien (The Star, June 20, 2009; Bernama, Dec.11, 2009).
Sistem Penganggaran Modifikasi (Modified Budgeting System/MBS)
Dalam manajemen keuangan, elemen kunci reformasi adalah pengenalan dalam MBS tahun 1989. Sistem MBS adalah modifikasi dari sistem lama yaitu Program and Performance Budgeting System (PPBS). Ini memperlihatkan terjadi peningkatan dalam proses penganggaran dengan mengatasi kelemahan praktek penganggaran yang telah ada. Sistem MBS menekankan hubungan antara input, output, dan dampak dalam manajemen desentralisasi. Sebelum MBS, instansi pemerintah memastikan prestasi kinerjanya melalui target/output dalam setiap program dan mencantumkannya menjadi kesepakatan dengan nilai yang ditetapkan sebagai input yang digunakan dan dampak yang telah diantisipasipada setiap program dalam suatu periode tertentusebagai imbalan atas kewenangan yang diberikan kepada mereka untuk menggunakan sumber daya yang mereka anggap tepat. Dengan demikian MBS menekankan proses bottom up dalam penyusunan anggaran dan memungkinkan kebijaksanaan manajerial berkaitan dengan penggunaan dana sesuai tuntutan keadaan.

Kebijakan “Melihat ke Timur” dan Privatisasi

Inisiatif ini kembali pada tahun 1981 sebelum Kebijakan “Look East Policy”yang berusaha untuk mendorong Malaysia untuk mengubah perspektif tradisional mereka dari negara-negara Barat sebagai model peran dan bukannya melihat ke arah Timur. Suatu kampanye yang dimulai  untuk mendorongsikapkonsisten dengan aspirasi industri pemerintah.  Asumsi yang mendasari adalah Malaysia harus banyak belajar dari negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan, yang telah sukses menaikkan perekonomiannya melalui kolaborasi dengan sektor swasta. Dalam kenyataannya, kebijakan ini mendorong PNS Malaysia untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi, standar etika yang kuat dan filosofi manajemen dan prakteknya (Taib dan Mat,1992; Common, 204: 154). Pegawai Negeri berupaya kuat untuk bekerja lebih keras dan untuk melepaskan citra mereka yaitu “pemalas”.
Sistem baru, dengan teknik dan prosedur administrasi yang telah diperkenalkan dalam pencarian peningkatan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik. Beberapa hal dalam pemeriksaan ulang meliputi ketekunan dan disiplin di tempat kerja, loyalitas terhadap bangsa dan perusahaan, penekanan pada kualitas, produktivitas, dan sistem manajemen yang berkonsentrasi pada prestasi jangka panjang. Para pegawai negeri didesak untuk menunjukkan peningkatan efisiensi. Kemudian, pekerjaan manual dan sistem filling diperkenalkan. Pelayan publik telah didorong untuk menjadi lebih tepat waktu dan efisien. “Name Tags dipakai oleh semua pegawai negeri untuk membuat mereka lebih bertanggung jawab kepada masyarakat umum. Jam waktu dipasang di setiap kantor Pemerintah untuk memastikan bahwa jam kerja yang dinyatakan benar-benar dipatuhi.
Hasil langsung dari Kebijakan “Look East” ini diperkenalkan dalam Kebijakan Malaysia Inc. dan Kebijakan Privatisasi pada tahun 1983. Sebuah alasan yang umum adalah keyakinan luas bahwa sektor swasta dianggap lebih efisien daripada sektor publik. Kebijakan Malaysia Inc. Dan kebijakan Privatisasi menggarisbawahi perlunya membangun hubungan simbiosis antara sektor publik dan swasta untuk mewujudkan tujuan-tujuan pembangunan nasional, untuk mutualitas manfaat: sektor swasta kemungkinan akan mendapatkan manfaat dari keuntungan yang lebih tinggi dan pertumbuhan dan pemerintah akan mendapatkan manfaat dalam hal pendapatan yang lebih tinggidan kesempatan kerjayang meningkat (Sarji, 1993).

E-Government (EG) and Innovations

Seiring dengan Visi Tahun 2020, yang yang bertujuan untuk mengubah Malaysia menjadi negara berkembang yang baik, sejumlah besar sumber daya diinvestasikan berurutan di dalam perencanaan lima tahun untuk mengembangkan infrastruktur berupa teknologi informasi dan fasilitas yang diperlukan negara. MAMPU ditugaskan untuk mendirikan sebuah Divisi IT yang terdiri dari Departemen TI dan Jaringan Layanan Sipil dalam tahun 1994. Pemerintah memiliki tujuan serius  dalam mengejar agenda TI dan diperkuat dengan pembentukan Agenda Nasional Teknologi Informasi. Hal yang paling penting adalah menciptakan Multimedia Super Corridor (MSC) tahun 1996 dan pemanfaatan TI serta pengaplikasiannya.
E-Gov berada dalam kepemimpinan MSC sebagai identitas terkemuka yang bertujuan untuk mencapai keunggulan pelayanan publik dengan mengurangi kertas kerja dan merampingkan ketentuan layanan sehingga warga dapat mengakses layanan kapan saja dan dari mana saja, tanpa dibatasi oleh jam kerja lembaga dan jarak, selain meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pelayanan sipil. Hal ini tidak hanya menggambarkan suatu sistem yang efisien tentang pelaksanaan administrasi dan pelayanan publik tetapi juga  kolaborasi lingkungan yang menghubungkan instansi pemerintah di pusat administrasi yang berlokasi di Putrajaya Malaysia dan pusat-pusat pemerintahan di seluruh negeri.
Pelaksanaan E-Gov berada di ruang lingkup dua komite kunci : (1) Komite pengarah dengan perwakilan dari lembaga tingkat kebijakan kunci, yang berfungsi adalah untuk memberikan arah kebijakan dan persetujuan untuk e-gov program dan kegiatan serta memantau kemajuan implementasi proyek e-gov  termasuk proyek percontohan, (2) Komite  Informasi Teknologi dan Aplikasi Internet Pemerintahan (GITIC), yang fungsinya adalah untuk memfasilitasi dan mengkoordinasikan pengembangan ICT di sektor publik. Selain dua komite, tim strategis didirikan untuk meninjau/mempelajari pengaturan e-gov di Malaysia.

Tantangan, Keterbatasan dan Peluang Masa Depan

Seberapa efektif reformasi-reformasi ini? Apa dampaknya? Sebuah pengamatan lebih dekat pada pemerintahaan publik yang sedang berjalan di Negara ini menunjukkan sejumlah besar kemajuan yang telah dibuat, walaupun terdapat beberapa wilayah yang menjadi konsentrasi kritis dan mereka menunjukkan tantangan untuk tujuan pengembangan layanan publik.

Penyediaan layanan-layanan berorientasi Konsumen

Sebuah tinjauan terhadap 3 program utama, TQ, QCC (GKM) dan Piagam Pelanggan (Client’s Charter), itu jelas dengan adanya satu set yang terlihat dalam peraturan-peraturan dan pedoman yang membentuk dasar kerangka pengelolaan yang berkualitas di Layanan Publik Malaysia.
Dalam QCC, masukan dari beragam departemen pemerintahan dan lembaga-lembaga lainnya (agencies) secara aktif terlibat dalam implementas siklus pengawasan kualitas merefleksikan keuntungan-keuntungan (benefits) yang positif.beberapa keuntungan yang diklaim ini mencakup perubahan dalam prosedur kerja, metode-metode, ekonomi penggunaan sumberdaya (sumberdaya bermanfaat ekonomi), dan memperbaiki motivasi pekerja/pegawai. Pemerintah Malaysia juga mengakui memiliki masalahdalam menjalankan QCCs, seperti konflik yang persisten, harapan-harapan, dan resistensi untuk berubah yang dibawa oleh konsep siklus kualitas.Mengakui masalah-masalah yang ditimbulkan dari pelaksanaan QCCs, pemerintah melalui lembaga diklatnya, INTAN (the National Institute of Publik Administration), melakukan tugas mendidik/melatih staf secara terus-menerus mealui(dalam) kursus-kursus QCC. Kursus ini meliputi aspek-aspek detil yang teridentifikasi dalam DAC No.7 Tahun 1991, yang melibatkan teknik pemecahan masalah dengan metode statistic dari pengumpulan dan analisis data.
Selain dari pandangan resmi, penemuan-penemuan studi (Asim, 2001) pada mekanisme operasional QCCs, program TQM dan Client’s Charter menunjukkan persepsi positif di antara pegawai negeri Malaysia dengan perubahan organisasi yang paling sering disebutkan (dikutip) adalah perubahan yang telah terjadi dalam tim mereka sendiri.Studi juga mengungkapkan keberadaan budaya organisasi yang tim berorientasi dan focus pada pelanggan, paling tidak di antara partisipan kelompok yang terseleksi. Konsep kerja tim (tim kerja) dan orientasi pada pelanggan ini adalah prinsip utama TQM yang penting dalam menanamkan proses yang bertujuan/ditujukan untuk mencapai kualitas layanan. Studi menyimpulkan bahwa adopsi konsep-konsep manajemen kualitas dan praktik-praktik dalam Layanan Publik Malaysia telah menyediakan mekanisme institutional yang diperlukan dan focus untuk perubahan pada upaya-upaya pemerintah untuk mereformasi layanan publik (Asim, 2001).
Sebuah tinjauan sebelumnya terhadap pelaksanaan Client’s Charter inisiatif melaporkan perubahan positif dalam perilaku dan komitmen pegawai di lembaga-lembaga yang telah menerapkan Client’s Charter.Namun, meskipun kemajuan yang baik, diamati bahwa pada umumnya, Client’s Charter belum berkembang ke langkah berikutnya untuk memantau dan meningkatkan kinerja. Kritik-kritik menyebtkan sejumlah alasan: 1, tuduhan bahwa pembangunan/pengembangan Client’s Charter umumnya tidak diujicobakan pada participant secara luas. Pertanyaan mengingatkan sejauh mana lembaga menyerahkan dirinya sesuai keinginan dan harapan rakyat.Kedua, bukti-bukti menunjukkan bahwa apapun yang dijanjikan dalam Client’s Charter tidak selalu terpraktikkan; kebanyakan pelanggan tidak menyadari hak-hak mereka (Hazman, 2003; Siddiquee, 2006).Meskipun demikian, sebagaimana argument Hazman (2003), pengenalan Client’s Charter menandai tonggak penting dalam pembangunan/pengembangan, pola pikir layanan warga Negara. Walaupun banyak Client Charters tak lebih dari janji-janji umum layanan, kecuali standar umum yang jelas ditunjukkan, perkembangan ini merupakan perubahan besar sikap PNS  menuju melayani masyarakat.
Dalam mengurangi lingkaran birokrasi dan memperbaiki sistem, terdapat perubahan significant yang telah dibuat: Kantor Imigrasi sebagai contoh, telah mengurangi sejumlah proses pembuatan paspor baru dari seminggu menjadi hanya 2 hari, dan perpanjangan paspor dalam 24 jam. Seperti juga kantor Registrasi Nasional yang telah  mampu memangkas proses dan prosedur. Badan Pendapatan Inland telah mengurangi waktu proses pembayaran restitusi dari 2 minggu menjadi 2 hari. Wilayah lain yang baik mencakup Pusat Pembayaran Tagihan dalam Satu Tempat (One –stop Bill Payment Center), dimana masyarakat dapat melakukan pembayaran seperti penilaian pajak dan biaya penggunaan dalam satu tempat, dan tempat ini memfasilitasi investor-investor dalam mendapatkan informasi, persetujuan dan kebutuhan perijinan untuk proyek-proyek.

Penguatan Pengembangan SDM melalui Penilaian Kinerja

Reformasi manajemen personalia dapat terlihat sebagai suatu upaya pemerintah untuk mempertahankan staf yang memiliki kemampuan, dan untuk menarik pelamar pegawai pemerintah, sebagaimana reformasi terjadi seiring peningkatan gaji. Gaji yang menarik di bawah MRS dapat berfungsi sebagai insulasi melawan praktek-praktek korupsi di sektor publik, walaupun tak ada studi lebih jauh yang melihat dampak penambahan gaji.
Pengukuran kompetensi, bagaimanapun, dari awal membuktikan jauh lebih sulit untuk mengimplementasikan daripada membincangkannya. Terkini adalah yang disebut oleh Kongres Serikat Pekerja dalam Layanan Sipil dan Publik (CUEPACS), serikat payung bagi PNS untuk pemeriksaan penilaian tingkat kompetensi (PTK)  ditinjau dari aspek promosi (New Straits Times, 11 Maret 2010). Menurut CUEPACS, sejak PTK diperkenalkan, tahun 2002, staf yang telah melayani cukup lama menemukan bahwa ini jauh lebih sulit untuk mencapai hasil terbaik dalam PTK dibandingkan dengan staf yang lebih muda. Di bawah sistem PTK, PNS yang melampaui tingkat empat mereka berhak promosi dengan lonjakan gaji sedangkan mereka yang melewati tingkat tiga hanya dipertimbangkan untuk promosi. CUEPACS juga menyerukan factor-faktor pertimbangan seperti pengalaman, rekam jejak dan factor lain seperti pengetahuan dan ketrampilan untuk memberikan staf senior dan staf yang lebih muda kesempatan yang sama untuk promosi.
Masyarakat mengharapkan kecepatan putusan departemen dan lembaga pemerintah. Namun, berdasar data dari Biro Komplain Masyarakat (PCB), pada tahun 2004, 48% complain menyangkut penundaan dalam akan beraksi atau tidaknya lembaga/departemen pemerintah, diikuti oleh 11% aksi/putusan tidak adil dan 8% pada kegagalan penegakan aturan dan peraturan (PCB, 2004). Pada tahun 2008 dan 2009 sejumlah complain masyarakat tak Nampak berkurang, melainkan terus meningkat (lihat Tabel 2).
Berdasar complain yang diterima tahun 2009, 33.7% complain adalah penundaan dalam putusan akan beraksi atau tidak, diikuti 17% ketidakpuasan kualitas layanan, 16% terhadap aksi tak adil dan kegagalan penegakan hukum yang terhitung 10%.

Tabel 2. Data dari Biro Keluhan Publik 2006-2009

Keluhan yang Diterima
Total Keluhan
Tahun
Federal
States

2006
1,965
1,432
3,397
2007
1,788
1,153
2,941
2008
5,609
2,457
8,066
2009
8,694
3,989
12,686
Sumber: Laporan Tahunan, Biro Keluhan Publik

Meningkatkan Akuntabilitas dan Disiplin

Mengingat bahwa akuntanbilitas dipandang sebagai dasar sebuah pemerintahan yang bertanggung jawab, upaya sadar telah dilakukan untuk meningkatkan akuntabilitas layanan sipil, dengan tujuan membina akuntabilitas administrasi dan tanggung jawab. Namun, birokrasi Malaysia belum dapat melepaskan dirinya dari suap dan korupsi dana, sebagaimana terefleksi di Transperancy International’s (TI), indeks persepsi korupsi (CPI) selama bertahun-tahun sejak 1995 hingga sekarang. Malaysia dalam ranking 23 pada tahun 1995, saaat CPI pertama kali diperkenalkan, CPI tahun 2008 menunjukkan bahwa Malaysia telah jatuh hingga ke posisi 47 walaupun nilai CPI hampir statis 5.0 (TI, 2009). Hal ini lebih jauh terefleksikan pada TI’s BPI dimana ranking Malaysia 25 (dengan nilai 5.99 dari 10) di antara lingkup 30 negara (TI-BPI, 2009). Mekanisme institusi yang tersedia untuk menegakkan akuntabilitas belum berhasil untuk menangkap erosi moral dalam sektor publik.
Dalam analisis yang lebih dekat dari promosi integritas dan kebiasaan beretika di antara PNS, dari dokumen yang ada, strategi utama menuju pengembangan etika dan integritas dalam layanan publik tampak difokuskan pada penegakan hukum dan pengawasan serta aspek-aspek yang menghukum melalui aksi disiplin. Untuk memastikan tingkat disiplin di antara anggota dan mempertahankan kredibilitas organisasi publik, mekanisme penegakan hukum adalah dewan disiplin dari departemen layanan publik. Namun, dewan disiplin bertugas utama menyelesaikan pelanggaran perilaku. Selain Publik Officers Conduct dan aturan Disiplin, tahun 1993 dan 2002 (diamandemen), terlihat sedikit panduan tentang apa yang merupakan nilai-nilai etis dan standar perilaku etis. Apabila tugas kunci manajemen adalah menciptakan kesadaran etis dan mengilhami mereka dengan integritas tinggi, maka harapan akan tanggung jawab tidak cocok dengan prinsip-prinsip panduan (Rosnah, 2009). Tampak di sana kurang dalam kerangka sistematik untuk mempromosikan perilaku etis di antara para PNS. Sedangkan aturan dapat mencegah perilaku tidak etis, aturan tersebut tidak oleh mereka sendiri meningkatkan tingkat keyakinan etis (Roslan, 2008; Roslan & Rosnah, 2008; Rosnah, 2009). Kekhawatiran lain telah mengikutkan lambatnya kemajuan kasus melalui pengadilan dan kurangnya kepahaman hukum.
Sistem penganggaran yang telah dimodifikasi (MBS) belum significant mengubah situasi  dalm hal kelemahan dan kekurangan di wilayah pengelolaan keuangan. Laporan audit mengungkapkan insiden yang tinggi terhadap kegagalan bagian dari federal, Negara dan pemerintah local untuk mematuhi aturan dan peraturan yang relevan, kerugian dan penggelapan dana publik, monitoring dan pengawasan yang tidak tepat, sebagai bukti dari laporan umum auditor pada tahun 2007, 2008 dan 2009 tentang kelemahan dan salah urus dana publik. Semua ini menimpa kepercayaan warga pada sektor publik. Namun di sisi lain pemerintah Malaysia harus dipuji karena keterbukaan dan penanganan transparan dalam membuat laporan ke publik.

Melihat ke timur: Malaysia Inc, privatisasi dan penguatan kerjasama sektor publik-private
Hasil positif dari reformasi ini adalah di sana ada pertukaran ide-ide publik-privat, sebuah hasil dari rancangan mekanisme konsultasi, PEMUDAH (satgas khusus untuk memfasilitasi bisnis), dan sesi dialog yang dipandang positif karena menyediakan saluran komunikasi dua arah antara sektor publik dan sektor swasta. PEMUDAH berfungsi sebagai platform untuk menyetujui implikasi kebijakan untuk mengatasi kebutuhan kedua belah pihak yang terlibat, yang bertujuan untuk meningkatkan sistem pelayanan publik.Untuk meningkatkan efisiensi layanan sipil, beberapa perubahan dalam perundang-undangan, investasi infrastruktur, meningkatkan hubungan antara pemerintah federal, Negara bagian dan local dibuat.
Itu juga mengklaim bahwa Malaysia Inc. telah memiliki dampak yang besar pada pola pikir PNS yang telah mulai melihat diri mereka sebagai fasilitator dan rekan mitra pengusaha swata dalam proses penmbangunan nasional. Dalam hal efisiensi dan produktivitas, telah menyebabkan pengiriman cepat fasilitas dan manfaat bagi masyarakat, dan dalam hal manfaat bagi masyarakat; yang paling signifikan adalah pembangunan jalan raya yang berkontribusi kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan (Malaysia, 2006; Aziz, 2002; Ward and Sussman, 2005). Dari laporan Pemerintah, antara tahun 1983-2005 telah membantu pemerintah menyimpan 126.9 milyar RM dalam belanja modal dan 7.7 milyar RM dalam pengeluaran operasional tahunan (Malaysia, 2006: 226).

E-Government dan Inovasi

Malaysia adalah salah satu negara terkemuka di negara berkembang dalam pelaksanaan program besar e-government. Banyak inisiatif seperti e-services dilaporkan sebagai memiliki kemajuan yang signifikan yang dibuat dalam pelayanan. Untuk saat ini, 900 website MyGovt Portal di federal, negara bagian dan otoritas lokal memungkinkan warga melakukan transaksi mereka dengan instansi pemerintah dari sistem pajak self assessment, aplikasi form paspor, SIM, pajak penghasilan, dll untuk pengadaan (Maniam, 2008). Semua layanan online yang disediakan melalui www.myeg.com.my dan publik bisa mengakses layanan ini setiap saat dan dari setiap tempat tanpa dibatasi oleh jam kerja dan jarak. Website Pemerintah tidak hanya menjadi sumber yang berguna untuk informasi yang relevan, tetapi juga makin bertambah, situs telah memungkinkan masyarakat untuk mengekspresikan pendapat dan keluhan dan berfungsi sebagai alat untuk PNS serta masyarakat untuk konsultasi dan keterlibatan. E-government telah membantu PNS tidak hanya menjadi lebih efisien dan efektif dalam operasi mereka, tetapi juga lebih responsif terhadap kebutuhan klien mereka (Hussein et al, 2007;.. Mohamed et al, 2008).
Namun, kesenjangan digital antara mereka dengan dan tanpa akses Internet masih jelas. Ada resistensi budaya untuk penggunaannya yang berasal dari kurangnya kepercayaan dalam teknologi baru di kalangan pegawai negeri sipil (Azmin, 2006). Tantangan lain adalah bahwa ada kurangnya keahlian teknis dalam menciptakan situs web. Sebagian dari masalah dapat berada di banyak lembaga, khususnya lembaga-lembaga lokal memiliki sumber daya yang terbatas dan dengan demikian tidak dapat mengalokasikan banyak anggaran IT untuk pelatihan (Maniam, 2008).

Kesimpulan
Dalam hal kinerja, tarif layanan sipil Malaysia umumnya baik. Transformasi sosial ekonomi Malaysia pada 53 tahun terakhir ini berutang kepada serangkaian upaya modernisasi reformasi dalam pelayanan publik yang dilakukan sejak awal 1980-an. Reformasi umumnya dianggap sebagai langkah dalam arah yang benar dan telah meningkatkan sistem pelayanan sipil di banyak daerah. Meskipun demikian, tujuan untuk mencapai keunggulan dalam pelayanan sipil masih tetap sama. Ada kekhawatiran, di antaranya adalah integritas dan mengikis korupsi berkembang di kalangan PNS seperti hasil buruk IPK Malaysia Indeks Persepsi Korupsi TI serta laporan audit tahunan Auditor-Jenderal. Yang lain adalah e-gov di mana ia tidak memiliki keahlian dan pelatihan di kalangan PNS, sebagai akibat kurangnya anggaran dana lokasi pada bagian dari badan-badan publikPelayanan sipil Malaysia, melalui berbagai tahap reformasi layanan sipil, telah muncul menjadi sebuah organisasi yang sangat baik dan serba guna.

Hasil Terjemahan dan Resume dari artikel Nik Rosnah Wan Abdullah tentang Civil Servive Reform In Malaysia.

Comments

Popular posts from this blog

Rekrutmen dan Seleksi Pegawai Pemerintah: Sebuah Kajian dari Praktek dan Tren Modern Internasional

Pemerintah di seluruh dunia menghadapi tantangan kepegawaian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada saat pemerintah butuh bakat daya pikat paling trampil untuk pelayanan publik, kemampuan mereka untuk melakukannya telah begitu jarang sehingga rumit dan dibatasi oleh ekonomi, sosial dan tekanan organisasi. Artikel ini memberikan gambaran jenis inisiatif rekrutmen dan seleksi di tempat di banyak negara yang dapat membantu pemerintah dunia ini menarik dan mempertahankan bakat. Bergantung pada contoh dari Amerika Serikat dan Eropa Barat, namun juga mengintegrasikan pengalaman dari berbagai negara maju dan kurang berkembang (LDCs), kami menjelaskan serangkaian perekrutan dan seleksi "praktik terbaik." Suasana Penerimaan Peserta Tes CPNS

Kebijakan Relokasi Kerusuhan terhadap Korban Pengungsi di Kabupaten Sambas Tahun 1999: Konflik Etnis antara Madura dan Melayu

Internally displaced Persons adalah sebuah istilah bagi para kelompok masyarakat yang pindah dari tempat tinggalnya dan menetap di daerah lain untuk menetap sementara waktu atau hal ini dikenal dengan istilah pengungsi. Sambas adalah sebuah Kabupaten yang terletak di bagian pesisir yang di tempati oleh berbagai suku etnis misalnya suku bugis, madura, jawa batak dll, namun Kabupaten Sambas mayoritas ditempati oleh Melayu, Dayak dan Cina (Tiong Hoa). Khusus tentang konflik Sambas pada tahun 1999 yang terjadi adalah etnis Melayu Sambas dengan suku Madura (yang bertempat tinggal di Sambas) yang menewaskan ratusan jiwa dan hancurnya ratusan rumah dan harta warga Madura. Rekonsiliasi Konflik

Dinamika, Kontinum dan Globalisasi Administrasi Publik

Woodrow Wilson 1.         Dinamika perubahan fokus administrasi publik, mulai dari administrasi sebagai administrasi negara sampai dengan administrasi publik dalam paradigma governance serta implikasi pada praktik administrasi publik. Dinamika Pertama , administrasi sebagai administrasi negara. Administrasi negara telah mengalami tahapan perkembangan yang diklasifikasikan berdasarkan berbagai cara pandang (paradigma) dalam rentang waktu tertentu yang memiliki ciri-ciri tertentu sesuai dengan locus dan focus paradigma tersebut. Akan tetapi, tidak semua paradigma memiliki penekanan pada locus dan focus secara sekaligus atau bersamaan. Menurut Thoha (2008: 18), locus menunjukkan dimana bidang ini secara institusional berada, sedangkan focus menunjukkan sasaran spesialisasi dari bidang studi tersebut. Untuk mengidentifikasi perubahan fokus pada dinamika pertama administrasi sebagai administrasi negara, lebih lanjut Henry dalam Yudiatmaja (2012: 9) membagi paradigma administras