Skip to main content

Hari demi hari menuju Prof. Dr. Sardjito, Sekip. Menikmati Ramadhan 1433 H lewat kebersamaan Tarawih dan keindahan Al-Quran.

Suasana maghrib langit Meulaboh, hari kedua Ramadhan 1433 H
MINGGU PERTAMA

H-53, Road to Prof. Dr. Sardjito, Sekip... ^_^

Malam pertama Ramadhan 1433 H.
"Minta tolonglah kamu (kepada Allah) dengan kesabaran & (mengerjakan) shalat; dan sesungguhnya shalat itu amat berat, kecuali bagi orang2 yang tunduk (kepada Allah)". (QS. Al-Baqarah: 45)

**********


H-52, Road to Prof. Dr. Sardjito, Sekip... ^_^

Malam kedua Ramadhan 1433 H.
"Di antara mereka ada yg berkata: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksaan neraka". (QS. Al-Baqarah: 201)

**********



H-51, Road to Prof. Dr. Sardjito, Sekip... ^_^

Malam ketiga Ramadhan 1433 H.
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau sesatkan hati kami, sesudah engkau tunjuki dan berikanlah rahmat kepada kami, dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi". (QS. Ali Imran: 8)

**********

H-50, Road to Prof. Dr. Sardjito, Sekip... ^_^

Malam keempat Ramadhan 1433 H.
"Kamu adalah sebaik-baik umat, yg dilahirkan bagi manusia, (supaya) kamu menyuruh dgn ma'ruf & melarang dari yg mungkar, serta beriman kepada Allah. Kalau berimanlah ahli kitab, niscaya baik bagi mereka, tetapi setengah mereka beriman & kebanyakan mereka fasik". (QS. Ali Imran: 110)

**********

H-49, Road to Prof. Dr. Sardjito, Sekip... ^_^

Malam kelima Ramadhan 1433 H.
"Barangsiapa mengerjakan kejahatan atau menganiaya dirinya sendiri, kemudian ia minta ampun kepada Allah, niscaya ia memperoleh Allah Pengampun, lagi Penyayang". (QS. An-Nisa: 110)

**********

H-48, Road to Prof. Dr. Sardjito, Sekip... ^_^

Malam keenam Ramadhan 1433 H.
"Allah telah menjanjikan bagi orang2 yg beriman & mengerjakan yg baik2 untuk mereka itu ampunan dan pahala yg besar" (QS. Al-Maidah: 9)

**********

H-47, Road to Prof. Dr. Sardjito, Sekip... ^_^

Malam ketujuh Ramadhan 1433 H.
"Lalu Allah membalasi mereka, karena perkataannya itu dengan surga yang mengalir air sungai di bawahnya, serta kekal mereka di dalamnya. Demikianlah balasan bagi orang-orang yg berbuat kebaikan". (QS. Al-Maidah: 85)"

Comments

Popular posts from this blog

Kebijakan Relokasi Kerusuhan terhadap Korban Pengungsi di Kabupaten Sambas Tahun 1999: Konflik Etnis antara Madura dan Melayu

Internally displaced Persons adalah sebuah istilah bagi para kelompok masyarakat yang pindah dari tempat tinggalnya dan menetap di daerah lain untuk menetap sementara waktu atau hal ini dikenal dengan istilah pengungsi. Sambas adalah sebuah Kabupaten yang terletak di bagian pesisir yang di tempati oleh berbagai suku etnis misalnya suku bugis, madura, jawa batak dll, namun Kabupaten Sambas mayoritas ditempati oleh Melayu, Dayak dan Cina (Tiong Hoa). Khusus tentang konflik Sambas pada tahun 1999 yang terjadi adalah etnis Melayu Sambas dengan suku Madura (yang bertempat tinggal di Sambas) yang menewaskan ratusan jiwa dan hancurnya ratusan rumah dan harta warga Madura. Rekonsiliasi Konflik

KEPALA DESA 9 TAHUN DAN AGENDA REVISI UU DESA

Pada tanggal 15 Januari 2023 yang lalu, UU Desa telah beranjak usia 9 tahun. Dua hari kemudian, 17 Januari 2023, Kepala Desa berdemo di DPR menuntut perubahan masa jabatan Kepala Desa menjadi 9 tahun melalui revisi UU Desa. Ada apa dengan sembilan? Aspirasi bersifat politis ini sah-sah saja dilakukan. Entah dengan motif atau tujuan apa pun, entah didukung oleh elit siapa pun. Boleh saja. Konon lagi, mayoritas meyakini masa jabatan 9 tahun bagi Kepala Desa itu akan semakin membawa maslahat besar, khususnya bagi masyarakat Desa. Sebab itu, jika mengikuti pola pikir mayoritas ini, maka menurut saya ada beberapa tuntutan lain yang perlu untuk disuarakan. Pertama, sebaiknya masa jabatan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga dirubah dari 6 tahun menjadi 9 tahun, mengikuti rencana masa jabatan Kepala Desa. Bahkan, lebih cocok lagi bila mekanisme pemilihan Kepala Desa dan BPD diselenggarakan secara serentak dalam waktu yang sama. Harapannya, Kepala Desa dan BPD terpilih mendapat posisi sta...

Cerita seorang Pelaut

Ketika seorang pelaut yang baru pulang dari perjalanannya mengarungi keganasan Samudera Hindia ditanya, ”Manakah yang lebih mengasyikkan, berlayar dengan kapal pesiar di laut yang tenang atau dengan kapal butut di laut yang berombak?”. Maka ia pasti akan menjawab berlayar dengan kapal bututnya di laut yang berombak. Ketika ditanya lagi, ”Manakah yang lebih tangguh antara nelayan yang ahli memancing ikan-ikan besar untuk dimakan atau pelaut yang terombang-ambing di laut dengan cuaca buruk tanpa persediaan makanan dari rumah?”. Maka ia pasti menjawab pelaut yang terombang-ambing tersebut. Memang benar, tidak akan lahir pelaut yang tangguh lewat gelombang-gelombang kecil. Pelaut-pelaut yang tangguh akan lahir lewat gelombang-gelombang yang besar. Sebenarnya, hal ini bukan mengingatkan kita tentang sikap mental baja yang perlu dimiliki. Akan tetapi, bagaimana kebesaran hati seorang pelaut yang mengarungi ganasnya ombak samudera dan bertahan di laut dalam cuaca buruk. Kebesaran hati i...