Skip to main content

Kesyirikan dan Bahayanya

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan akan mengampuni dosa yang levelnya di bawah syirik bagi orang yang Dia kehendaki.” (QS. An-Nisaa: 48) 

Wajib bagi seorang muslim untuk merasa taut dari kesyirikan. Seorang muslim yang benar-benar takut terjatuh ke dalam kesyirikan adalah seorang muslim yang mau mempelajari apa itu hakikat kesyirikan agar ia tidak jatuh ke dalamnya. Sebagaimana ungkapan seorang penyair: 

Aku mengetahui keburukan bukan untuk melakukannya, tapi untuk menjauhinya 
Siapa yang tidak mengetahui keburukan dari kebaikan, dia akan terjatuh ke dalamnya 

Syirik adalah menjadikan sekutu atau tandingan bagi Allah SWT dalam salah satu hak khusus Allah. Hak khusus tersebut meliputi sifat Rububiyyah, Uluhiyyah serta nama dan sifat Allah. 


Rububiyyah Allah adalah segala hal yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan Allah. Misalnya: menghidupkan, mematikan, memberi rizki dan mengatur alam semesta. Maka, meyakini adanya pemberi rizki dan pengatur alam semseta selain Allah merupakan bentuk kesyirikan dalam rububiyyah Allah. 

Allah SWT berfirman, ”Allah yang menciptakan kalian, memberi kalian rizki, mematikan kalian, lalu menghidupkan kalian. Apakah ada diantara mereka yang kalian jadikan sekutu bagi Allah itu mampu melakukan hal-hal tersebut? Maha Suci dan Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Ar-Ruum: 30) 

Uluhiyyah Allah adalah segala hal yang berkaitan dengan ibadah seorang hamba. Syirik dalam uluhiyyah Allah berarti mempersembahkan ibadah kepada selain Allah. Ibadah adalag segala apa yang Allah cintai dan ridhoi baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik amalan anggota badan maupun amalan hati. Oleh karena itu, siapa yang shalat atau berdoa kepada selain Allah atau memiliki rasa takut dan cinta kepada seseorang sebagaimana takut dan cintanya kepada Allah, maka dia telah tergelincir dalam kesyirikan. 

Allah SWT berfirman, “Dan masjid-masjid adalah milik Allah, maka janganlah kalian berdoa (beribadah) kepada apapun selain Allah di samping beribadah kepada-Nya.” (QS. Al-Jin: 19) 

Kesyirikan dalam nama dan sifat Allah terjadi jika seseorang memberikan sifat kepada orang lain dengan sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh selain Allah, seperti mensifati orang lain bahwa ia mengetahui ilmu ghaib. 

Secara umum, syirik terbagi dua yakni syirik besar dan syirik kecil. Syirik besar mengeluarkan pelakunya dari islam. Syirik besar terjadi jika seseorang menyakini adanya pencipta, pengatur dan pemberi rizki selain Allah, atau menujukan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah. Syirik kecil adalah perbuatan yang ditegaskan oleh syariat sebagai kesyirikan, atau perbuatan yang dapat menjadi perantara terjadinya syirik besar tetapi tidak membuat pelakunya keluar dari islam. Misalnya: riya atau bersumpa dengan nama selain Allah SWT, dan lain sebagainya. 

Beberapa jenis kesyirikan antara lain adalah: syirik dalam ucapan, syirik dalam rasa cinta, syirik dalam rasa takut, dan syirik dalam ketaatan. 

Berbagai jenis kesyirikan tersebut mengundang bahaya bagi pelakunya, diantaranya adalah: (1) dosa syirik tidak diampuni dan pelakunya kekal di neraka jika ia mati dalam keadaan belum bertaubat; (2) surga diharamkan bagi orang yang musyrik; dan (3) kesyirikan menghapus semua amal shalih yang telah susah payah dilakukan. 

Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari perangkap kesyirikan. Wallahu a’lam. 

(Disadur dari tulisan Yananto Sulaimansyah dari At-Tauhid)

Comments

Popular posts from this blog

Kebijakan Relokasi Kerusuhan terhadap Korban Pengungsi di Kabupaten Sambas Tahun 1999: Konflik Etnis antara Madura dan Melayu

Internally displaced Persons adalah sebuah istilah bagi para kelompok masyarakat yang pindah dari tempat tinggalnya dan menetap di daerah lain untuk menetap sementara waktu atau hal ini dikenal dengan istilah pengungsi. Sambas adalah sebuah Kabupaten yang terletak di bagian pesisir yang di tempati oleh berbagai suku etnis misalnya suku bugis, madura, jawa batak dll, namun Kabupaten Sambas mayoritas ditempati oleh Melayu, Dayak dan Cina (Tiong Hoa). Khusus tentang konflik Sambas pada tahun 1999 yang terjadi adalah etnis Melayu Sambas dengan suku Madura (yang bertempat tinggal di Sambas) yang menewaskan ratusan jiwa dan hancurnya ratusan rumah dan harta warga Madura. Rekonsiliasi Konflik

KEPALA DESA 9 TAHUN DAN AGENDA REVISI UU DESA

Pada tanggal 15 Januari 2023 yang lalu, UU Desa telah beranjak usia 9 tahun. Dua hari kemudian, 17 Januari 2023, Kepala Desa berdemo di DPR menuntut perubahan masa jabatan Kepala Desa menjadi 9 tahun melalui revisi UU Desa. Ada apa dengan sembilan? Aspirasi bersifat politis ini sah-sah saja dilakukan. Entah dengan motif atau tujuan apa pun, entah didukung oleh elit siapa pun. Boleh saja. Konon lagi, mayoritas meyakini masa jabatan 9 tahun bagi Kepala Desa itu akan semakin membawa maslahat besar, khususnya bagi masyarakat Desa. Sebab itu, jika mengikuti pola pikir mayoritas ini, maka menurut saya ada beberapa tuntutan lain yang perlu untuk disuarakan. Pertama, sebaiknya masa jabatan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga dirubah dari 6 tahun menjadi 9 tahun, mengikuti rencana masa jabatan Kepala Desa. Bahkan, lebih cocok lagi bila mekanisme pemilihan Kepala Desa dan BPD diselenggarakan secara serentak dalam waktu yang sama. Harapannya, Kepala Desa dan BPD terpilih mendapat posisi sta...

Cerita seorang Pelaut

Ketika seorang pelaut yang baru pulang dari perjalanannya mengarungi keganasan Samudera Hindia ditanya, ”Manakah yang lebih mengasyikkan, berlayar dengan kapal pesiar di laut yang tenang atau dengan kapal butut di laut yang berombak?”. Maka ia pasti akan menjawab berlayar dengan kapal bututnya di laut yang berombak. Ketika ditanya lagi, ”Manakah yang lebih tangguh antara nelayan yang ahli memancing ikan-ikan besar untuk dimakan atau pelaut yang terombang-ambing di laut dengan cuaca buruk tanpa persediaan makanan dari rumah?”. Maka ia pasti menjawab pelaut yang terombang-ambing tersebut. Memang benar, tidak akan lahir pelaut yang tangguh lewat gelombang-gelombang kecil. Pelaut-pelaut yang tangguh akan lahir lewat gelombang-gelombang yang besar. Sebenarnya, hal ini bukan mengingatkan kita tentang sikap mental baja yang perlu dimiliki. Akan tetapi, bagaimana kebesaran hati seorang pelaut yang mengarungi ganasnya ombak samudera dan bertahan di laut dalam cuaca buruk. Kebesaran hati i...